Friday, November 23, 2012

#CeritaHongKong : Bus A21, Dari Bandara Menuju Pusat Kota



Saya dan pacar saya, Risty tiba di Bandara International Hong Kong, pukul 15.00 waktu setempat. Untuk pertama kalinya, saya menginjakan kaki di Hong Kong. Setelah lolos dari imigrasi dan dihadiahi stempel kedatangan oleh petugas, hal pertama yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya menuju pusat kota? Dengan transportasi apa saya menuju ke pusat kota?

Berbekal informasi dari sebuah konfirmasi booking hostel, saya dan Risty memilih menggunakan bus. Sesuai petunjuk itu, kami bergegas menuju Hall B yang terletak di level 5. Sempat kesulitan mencarinya, akhirnya dengan bantuan penduduk setempat yang cukup ramah, kami menemukannya.

Di Hall B banyak bus yang sedang parkir dan banyak calon penumpang yang sedang mengantri sesuai dengan nomor bus. Yang kami cari adalah bus nomor A21, tujuan Nathan Road - Tsim Sha Tsui, Kowloon. Kami menemukan dimana harus naik bus itu, kemudian mengantri dengan tertib. Ketika bus datang dan membuka pintunya, kami segera masuk. Supir bus itu kemudian menanyakan tiket atau Octopus Card, sebuah kartu pembayaran elektronik yang digunakan untuk pembayaran transportasi di Hong Kong.

Tiket tak ada, Octopus Card pun tak punya. Yang kami miliki hanya uang tunai. Sialnya, ternyata sopir bus tidak menerima uang tunai. Selanjutnya ia mengusir kami dari bus dan menyuruh kami untuk membeli tiket di loket terlebih dahulu.

Loket tidak jauh dari situ, kami pun bergegas menuju ke sana dan berharap bus tadi belum berangkat. Namun ternyata kami belum berjodoh dengan bus itu yang telah pergi meniggalkan terminal. Sepuluh menit kemudian bus A21 yang lain datang. Kali ini kami diperbolehkan masuk karena menunjukan tiket. Setelah itu kami segera menaruh tas ransel di tempat yang disediakan dan kemudian duduk manis di bangku bus yang nyaman.

Hari itu cerah. Jadi tidak ada alasan bagi saya untuk tidak menikmati pemandangan sepanjang perjalanan meskipun badan mulai terasa lelah.

Bus A21 membawa kami melewati jalan bebas hambatan yang pemandangannya cukup menghibur. Bukit-bukit dan gunung-gunung yang mengelilingi. Di bawah nampak lautan biru terlihat memisahkan pula-pulau kecil yang dihuni bangunan-bangunan menjulang tinggi.  Terlihat juga kapal-kapal kontainer yang sibuk lalu lalang.

Di pinggir jalan, ada sebuah jalur khusus yang cukup luas untuk pengendara sepeda dan pejalan kaki. Melihat itu, sungguh membuat saya iri. Warga Hong Kong sungguh beruntung. Alangkah menyenangkannya, jika di Jakarta ada jalur khusus seperti itu.

Pemandangan seru lainnya adalah ketika bus menyeberangi jembatan-jembatan panjang yang menghubungkan pulau, dan ketika bBus melewati terowongan bawah laut yang sangat panjang yang menghubungkan Hong Kong Island dan Kowloon.

Tak lama kemudian bus memasuki Kowloon. Di sana jalanan hanya terdiri dari dua ruas saja. Lalu lintas didominasi oleh bus-bus tingkat, taksi dan transportasi umum lainnya. Di sana, mobil pribadi jumlahnya tidak terlalu banyak dan sepeda motor nyaris tak terlihat. Di pinggir jalan, terlihat banyaknya pejalan kaki yang menguasai trotoar. Menjamurnya pusat perbelanjaan dan toko-toko di daerah Kowloon membuat daerah ini sangat ramai dan menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Akhirnya setelah 14 kali berhenti dan memakan waktu lebih dari satu jam, kami tiba di Nathan Road – Tsim Sha Shui dan kemudian menuju hostel di Chungking Mansions.

Dengan menggunakan kereta yang cepat, mungkin tidak ada pemandangan menarik yang bisa dinikmati. Dengan menggunakan taksi tentu ongkosnya akan jauh lebih mahal. Meskipun mungkin jika menggunakan kereta atau taksi akan lebih menghemat waktu.

Bagi saya yang saat itu tidak sedang dikejar waktu, memilih menggunakan bus dari Hong Kong International Airport menuju Kowloon adalah sebuah pilihan yang tepat. Mengapa? Karena selain ongkosnya yang paling murah jika dibandingkan dengan transportasi lain, pemandangan yang bisa dinikmati selama perjalanan adalah sesuatu yang menyenangkan dan menjadi nilai tambah.

Bus A21; Photo : http://sgforums.com

No comments:

Post a Comment