Changi Airport,
Terminal 1 pukul 00.45 dini hari. Saya dan pacar saya, Risty masih punya waktu
kurang lebih sepuluh jam sebelum penerbangan ke Hong Kong
yang dijadwalkan pukul 11.00 pagi.
Apa yang kami
lakukan? Menginap di hotel transit? Dengan dana terbatas, menginap di hotel
transit bukanlah sebuah pilihan bijaksana. Menginap gratis di bandara adalah
pilihan terbaik. Sekarang rencananya adalah mencari tempat untuk meluruskan
badan yang paling nyaman, dan tentunya tidak dipungut biaya.
Setelah celingukan
dan berputar-putar di Terminal 1 kami tidak menemukan tempat yang ideal. Akhirnya
kami memutuskan untuk pindah ke Terminal 2 dengan harapan menemukan ruang
tunggu yang nyaman dan juga dengan pertimbangan agar lebih dekat dengan counter check-in penerbangan ke
Hong Kong.
Dengan
menggunakan skytrain, kami berpindah
ke Terminal 2. Meskipun sudah lewat tengah malam, namun masih banyak
orang-orang yang berkeliaran di sana.
Suasananya masih cukup ramai. Masih banyak petugas bandara yang berpatroli. Petugas
pusat informasi pun masih duduk manis di kursinya. Risty kemudian menghampirnya
dan menayakan dimana kami bisa tidur dan beristirahat. “Go to Oasis Lounge right over there near the E gates.” Petugas itu
menjawab sambil menunjukan arah kemana kami harus pergi.
Kami kemudian
tiba di Oasis Lounge. Tempat yang sepertinya memang khusus disediakan untuk
para penumpang pesawat transit yang harus menunggu cukup lama sebelum jadwal
penerbangan selanjutnya.
Tempat ini cukup
luas dan nyaman. Seluruh ruangan ini beralaskan karpet. Di tengah lounge ada dua buah monitor komputer
yang bisa digunakan untuk akses internet gratis. Di sebelah kanan lounge, ada sebuah ruang tunggu kecil lengkap
dengan monitor televisi, mirip bioskop mini.
Di sebelah kiri lounge tersedia banyak bangku-bangku
panjang yang bisa digunakan untuk tidur. Bangku ini cukup nyaman, ada senderan
untuk punggung dan kepala, tapi sayangnya bagian untuk kakinya agak meliuk-liuk
sehingga kaki tidak bisa diluruskan dengan maksimal.
Hal itu cukup
mengganggu saya untuk bisa tidur dengan nyenyak. Hal lain yang cukup mengganggu
tidur saya adalah suara televisi yang cukup keras dan suhu AC yang sangat
dingin, membuat saya seperti berada di dalam kulkas.
Saya pun
akhirnya memilih menggelar sleeping bag di karpet, masuk kedalamya, menutup
kuping saya dengan earphone dan
membungkus badan saya dengan jaket. Kaki pun lurus, suhu dingin mulai teredam
dan suara televisi tak terdengar lagi.
Namun terlepas
dari segala kekurangannya, Oasis Lounge adalah ruang tunggu bebas biaya terbaik
yang pernah saya temui. Dengan segala fasilitasnya, Oasis Lounge adalah pilihan
terbaik bagi penumpang transit dan siapapun yang butuh istirahat untuk menuggu
penerbangan di Changi
Airport.
Oasis Lounge |
No comments:
Post a Comment