Tuesday, November 27, 2012

#CeritaHongKong : Nan Lian Garden



Terletak di dekat stasiun Diamond Hill, Kowloon – HK, Nan Lian Garden adalah objek wisata alternatif yang kaya pesona. Taman ini adalah tempat yang tepat untuk mencari suasana lain di Hong Kong. Berbeda dengan higar bingar dan keramaian di pusat Kowloon, Nan Lian Garden menawarkan ketenangan dan kedamaian.

Nan Lian Garden adalah sebuah taman dengan desain klasik khas negeri Cina. Taman yang luas ini penuh dengan pohon-pohon berdaun hijau, bonsai-bonsai cantik, rumah-rumah kayu, jembatan, air terjun buatan dan kolam-kolam besar.

Di jantung taman terdapat sebuah kuil emas yang cantik. Meskipun ukurannya tidak terlalu besar, namun bangunan ini terlihat paling megah daripada bangunan yang lain. Letaknya yang di pusat taman, dan warnanya yang emas berkilauan menjadikan kuil itu pusat perhatian para pengunjung di sana.

Taman ini sangat dijaga kebersihannya, sehingga makan dan minum tidak diperbolehkan di area taman termasuk di bangku taman. Petugas yang menjaga tempat ini juga cukup galak. Ia tak akan segan menegur siapa saja yang ditemuinya kedapatan makan atau minum di sana.

Secara keseluruhan taman ini cukup cantik. Menarik untuk dijadikan objek fotografi. Cocok untuk jalan santai atau duduk-duduk menenangkan diri. 

Nan Lian Garden

Friday, November 23, 2012

#CeritaHongKong : Central HK & The Peak

Minggu pagi, pukul 08.00 pagi waktu Hong Kong. Saya dan Risty bergegas menuju Stasiun Tsim Sha Tsui yang letaknya tidak jauh dari Chungking Mansions, tempat kami menginap.

Tujuan kami hari itu adalah The Peak, salah satu objek wisata yang harus dan wajib dikunjungi di Hong Kong. The Peak terletak dekat Stasiun Central. Hanya berjarak 2 stasiun dari Tsim Sha Tsui.

Keluar dari Stasiun Central kami disambut oleh taman kota yang cukup besar. Yang disekelilingnya berdiri gedung-gedung pencakar langit yang megah. Gedung-gedung di daerah Central adalah bangunan-bangunan futuristik yang berdiri dengan gagah perkasa. Tingginya nyaris menggapai awan. Untuk melihat hingga ke puncak, kepala harus didongakkan ke belakang hingga batas maksimal. 

Saya sangat menikmati jalan pagi di tempat ini. Mengamati gedung-gedung sambil menghirup udara segar sangat menyenangkan, meski medannya menanjak dan cukup melelahkan.

Tak lama kemudian kami tiba di sebuah stasiun tram. Loket sudah dipenuhi oleh pengunjung yang jumlahnya cukup banyak. Membuat antrian mengular cukup panjang. Setelah sabar mengantri, kami memasuki tram dan menuju ke The Peak. Dengan bantuan tram inilah semua pengunjung diantar menuju puncak The Peak.

Keluar dari tram, kami memasuki gedung The Peak Tower, yang isinya pusat perbelanjaan dan restoran. Di sana juga ada museum Maddame Tussaud, museum yang populer karena berisi patung-patung lilin tokoh-tokoh terkenal yang sangat mirip dengan aslinya. Setelah menaiki beberapa eskalator, akhirnya kami tiba di puncak bangunan. Kami tiba di The Peak.

Dari The Peak, saya melihat panorama yang menakjubkan. Gedung-gedung pencakar langit berjejer rapih seperti histogram pada sebuah laporan statistik. Gunung dan bukit berdiri kokoh di belakang gedung-gedung. Laut yang dipenuhi segala jenis kapal menjadi perantara cantik yang memisahkan Kowloon dan Hong Kong Island. Langit biru cerah yang dikerumuni sekelompok awan putih, anggun memayungi kota. Semua elemen itu berkolaborasi dan bersatu menjadi sebuah pemandangan yang spektakuler.

Dari The Peak, gambar kota Hong Kong terpotret dan terangkum dengan indah. Tak heran, tempat ini menjadi tempat favorit para turis yang ada di Hong Kong. The Peak adalah objek wisata yang wajib dikunjungi bagi siapapun yang sedang berlibur di Hong Kong.

Central Hong Kong

Panorama The Peak

#CeritaHongKong : A Symphony Of Lights

Tsim Sha Tsui, Kowloon. Pukul 19.30 waktu Hong Kong. Dari pinggir Victoria Harbour dan sepanjang jalan Avenue of Stars, ada pemandangan yang menarik. Di seberang lautan yang memisahkan Kowloon dan Hong Kong Island, nampak terlihat puluhan gedung pencakar langit yang berjejer rapih. Berlatar belakang bukit-bukit memanjang, gedung-gedung itu terlihat cantik dengan lampu warna warni yang menghiasi tubuh mereka.

Puluhan hingga ratusan orang memenuhi tempat yang berada tepat di pinggir laut itu. Mereka menantikan sesuatu. Mereka menatikan sebuah pertunjukan yang berjudul A Symphony of Lights.

Tepat pukul 20.00, terdengar suara wanita dari sebuah pengeras suara yang terletak di seberang pulau. Sebuah narasi berbahasa Cina. Berbarengan dengan itu, iringan musik pun mulai terdengar. Pertunjukan dimulai.

Lima menit berlalu, gedung-gedung belum menujukan perubahan yang berarti. Belum ada kilatan-kilatan cahaya yang gemerlap. Semuanya masih tampak sama, hanya kini musik mulai terdengar lebih keras.

Tak lama kemudian, salah satu gedung mulai mengluarkan tiga buah cahaya putih kebiruan yang ditembakan ke angkasa. Selanjutnya gedung di sebelahnya mulai menembakan tiga cahaya laser berwarna hijau ke langit.

Sesekali tembakan cahaya laser ditembakan jauh ke seberang hinggap di dinding gedung yang terletak di tepat di belakang saya. Cahaya yang menempel di dinding itu membentuk macam-macam gambar.

Saya mulai mengharapkan sesuatu yang spektakuler. Berharap cahaya yang dikeluarkan mulai bervariasi dan melihat tembakan-tembakan cahaya laser yang setidaknya menyamai meriahnya pesta tahun baru. Namun, semuanya itu tidak terjadi. Ekspektasi saya terlalu tinggi.

Pertunjukan yang berlangsung kurang lebih setengah jam itu berjalan monoton. Kurang variatif dan membosankan. Cahaya laser yang ditembakan tidak seperti yang saya bayangkan. Jumlahnya sangat minim. Paling-paling hanya ada tiga sampai enam cahaya laser yang ditembakan ke udara dari gedung-gedung itu. Kurang meriah.

Menurut kacamata saya, A Symphony of Lights bukanlah sebuah pertunjukan yang spektakuler. Cukup mengecewakan dan membosankan. Mungkin karena ekspetasi saya yang berlebihan.

Namun demikian, Victoria Harbour adalah salah satu tempat di Hong Kong yang wajib dikunjungi. Berjalan di pinggir laut sambil memandangi cantiknya gedung-gedung pencakar langit yang sedang bercahaya adalah salah satu kegiatan sangat menyenangkan untuk menikmati malam.

A Symphony of Lights
Pemandangan Sepanjang Victoria Harbour


#CeritaHongKong : Chungking Mansions & Ashoka Hostels



Bus A21 yang kami tumpangi dari bandara International Hong Kong akhirnya berhenti di Middle Road, Nathan Road di daerah Tsim Sha Tsui. Saya dan Risty bergegas keluar dari bus dan segera mencari Chungking Mansions, bangunan tempat dimana hostel yang dituju berada.

Setelah melangkah sekitar 50 meter, saya melihat sebuah layar elektronik besar dan sebuah pintu masuk yang diatasnya menempel papan nama dari marmer yang cukup besar bertuliskan Chungking Mansions. Dari bawah sekilas bangunan ini terlihat cukup megah, namun jika diamati lebih teliti dan melihat bagian atas gedung, maka kondisi bangunan sebenarnya akan terungkap.

Gedung yang  berdiri menjulang tinggi itu mirip rumah susun kelas menegah kebawah. Diantara gedung-gedung di sekitar Nathan Road, Chungking Mansions terlihat paling kuno. Saat itu, gedung terlihat baru direnovasi. Sudah mulai rapih meskipun masih ada yang dalam proses pengerjaan.

Di depan Chungking Mansions banyak sekali terlihat kerumunan orang-orang India. Melihat kami kebingungan, salah satu dari mereka pun langsung menghampiri dan menawarkan penginapan. Risty kemudian menyodorkan kertas konfirmasi booking hostel dan kemudian bertanya kepada mereka bagaimana caranya mencapai tempat itu.

“Ohh Ashoka Hostel…just go straight and take the elevator on the left and go to 13th floor.” Ujar orang India itu memberi petunjuk.

Pertama kali masuk ke Chungking Mansions, suasana yang saya rasakan mirip ketika saya mengunjungi sebuah pasar. Atmosfirnya mirip seperti di Melawai, Jakarta. Kios-kios kelontong, mini market tempat makan, dan money changer menghiasi lantai dasar Chungking Mansions.

Perasaan saya juga sedikit was-was dan kurang nyaman melihat bangunan itu dipenuhi oleh orang-orang dari Asia Selatan dan Afrika. Membuat saya sedikit khawatir akan keamanan. Entah kenapa, sempat terbesit dalam benak saya kalau saya sedang memasuki sarang penyamun. Suasananya cukup mencemaskan.

Tapi pikiran negatif saya segera memudar, setelah saya melihat banyaknya turis bule disana. Banyak juga dari mereka yang sedang mengantri lift. Jika dilihat dari tas ransel yang digendong dan barang-barang yang dibawa, sepertinya mereka akan bermalam di sana. Kondisi itu cukup menenangkan hati saya.

Untuk naik ke atas butuh sedikit perjuangan. mengingat terbatasnya kapasitas lift yang hanya bisa memuat maksimal 5-6 orang dan banyaknya orang yang mau naik. Antrian panjang pun tak bisa dihindari. Antrian terbagi dua. Sebelah kiri untuk lantai genap, sebelah kanan untuk lantai ganjil. Keduanya panjang mengular seperti antrian nasabah bank di kala jam sibuk.

Hampir setengah jam sampai akhirnya kami bisa masuk ke dalam lift. Perjalanan dari lantai dasar menuju lantai 13 tidak secepat yang dibayangkan. Liftnya sudah kuno. Jalannya agak tersendat. Cukup mengkhawatirkan. Mungkin sewaktu-waktu bisa nyangkut diantara lantai-lantai. Untungnya hal itu tidak terjadi dan kami tiba di lantai 13 dengan selamat.

Ketika pintu lift terbuka, langsung terlihat papan nama Ashoka Hotel dengan arah panah ke kanan. Kami segera menuju resepsionis untuk check-in. Dengan ramah, tiga orang yang semuanya orang India menyambut kami dan membantu menyelesaikan urusan administrasi pembayaran. Setelah selesai salah satu diantara mereka mangantarkan kami menuju kamar.

Kamar yang kami pesan adalah mixed dorm dengan 3 tempat tidur. Meskipun sempit dan ruang gerak terbatas, kamarnya cukup nyaman. Ada satu tempat tidur single dan satu tempat tidur dua tingkat. Di kamar itu juga ada kamar mandi yang bersih lengkap dengan pancuran air panas. Fasilitas lain di kamar itu adalah lemari loker dan kipas angin.

Tak ada AC disana. Jendela pun tidak bisa dibuka. Yang hanya ada ventilasi tempat keluar masuknya udara. Namun demikian udara di tempat itu tidak pengap, tidak membuat saya sesak napas. Suhu kamarnya pas. Tidak membuat badan gerah atau kedinginan.

Dengan harga murah, HK$ 150 per malam, apa yang kami dapat sesuai dengan yang kami bayar. Jauh dari kemewahan namun cukup nyaman untuk sekedar menjadi tempat untuk beristirahat.

Ashoka Hostel Review (Skala 1-5)
Kebersihan                 :  3,5
Lokasi                        :  5
Staff                          :  4
Harga                        :  4.5
Kenyamanan              :  3
Keamanan                  :  4

Chungking Mansions, Photo : mithuonthe.net

Kamar Ashoka Hostel